Tuesday, May 7, 2013

Proses pengambilan, pemilihan dan pengolahan batuan yang mengandung Emas, Perak, Tembaga, base metal part III


Siang mas brohh,
gimana nyoblos siapa nih?
prabowo apa jokowi?? kalo ane mah kaga nyoblos aja dah soalnya ane pendukung setianya SBY sob.hehehe
GImana nambang emasnya udah bisa ngolahnya belum??
kalo belum contact ane aga gaan, jangan lupa sediain tiket pesawatnya..
Ini adalah artikel lanjutan dari cara penentuan batuan yang mengandung emas, cara pengolahan sampai cara pemisahan emas, perak, dan tembaga dari batuan baik secara kimia, fisika dan teori bro.
untuk sebelumnya kalian harus tau dulu artikel nya


- Pembahasan pertama (teknik geologi)
- Pembahasan kedua (pengenalan jenis batu yang mengandung mineral diantaranya emas)
- Pembahasan ketika (pengenalan emas, perak, dan tembaga secara teori dan kimia)
Broh..broh..mengingat posisi emas yang kedudukannya semakin tinggi dan statusnya yang diyakini mampu digunakan sebagai nilaio kekayaan serta semakin banyak yang memburunya makalah emas menjadi primadona dikalangan dunia. Naaah sekarang kita telaah dulu nih perkembangan teknik metalurgi dan kimia pengolahan dan pengambilan emas dari batuan : simak baebae sob REAL story ini


Emas (gold) mengambil nama dari bahasa inggris kuno Geolu yang artinya kuning, dengan symbol kimia Au dari bahasa latin Aurum. Berat jenisnya 19,32 g/cm3, titik bekunya 10.640 C dan titik didihnya 30.810 C. Sifatnya lembut dan lunak sehingga mudah dibentuk.


Pra Sianidasi (zaman kuno)


Emas dan perak telah dikenal mulai dari kekuasaan Menes di Mesir 5000 tahun lalu ketika telah digunakan sebagai alat pembayaran berbentuk butiran dan batangan. Juga digunakan sebagai dekoratif dan perhiasan hingga sekarang. Prosesnya dimulai dengan mencari partikel emas yang terlarut di laut hitam yang kemudian dilewatkan pada bulu domba sehinga partikel emas ini tertangkap dan dikumpulkan. Emas juga menjadi simbol kekayaan. Raja Midas bahkan mengharapkan semua yang tersentuh oleh tangannya menjadi emas.

Pertambangan emas terbesar terpusat di sekitar Harz (jerman Timur) dan pegunungan Alpen dengan proses amalgamasi dan distilasi (retorting) yang merupakan bagian dari teknik metalurgi. Kemudian meledaknya harga emas di tahun 188o-an membuat eksploitasi ini jadi lebih marak dan aktivitas penambangan juga mulai menggunakan pemisahan meas dengan pengotor menggunakan metode gravitasi melalui pendulangan (panning) dan gelundung (trommel). Kemudian selama era bonanza, teknologi menangkap emas sangat berkembang dengan menggunakan potasium sianida (KCN) untuk membersihkan permukaan emas dari merkuri dan tembaga dan sampai saat inipun masih digunakan.

Cara Cepat Hamil


Ternyata metode ini tidak dapat digunakan untuk mengolah partikel emas halus yang terperangkap dalam mineral sulfida sampai tahun 1848 Platter memperkenalkan proses pengolahan dengan klorine pada batu hasil peremukan agar menghasilkan emas klorida yang dapat larut dalam air. Namun ini menyebabkan cutt of grade menjadi naik dan biaya makin mahal. Salah stau solusi yang cukup riskan adalah dengan memanggang (roasting) pirit di temperatur rendah dengan injeksi oksigen (Molesworth, 1891) yang selanjutnya diproses dengan amalgamasi. Tahapan selanjutnya banyak ditemukan bahan yang mampu melarutkan emas dan perak seperti senyawa bromida, sianida, tiosulfat dan tiourea.


Ternyata proses pirometalurgi ini juga bisa diaplikasikan untuk beberapa logam lain seperti konsentrat emas-besi, timbal, perak dan tembaga. Mineral logam dicampur dengan bahan tambahan (flux) untuk memperoleh matte dilanjutkan dengan peleburan. Teknik ini dikenal sebagai fire assay, kemudian produk ini dimasukan ke dalam coupel sehingga timbalnya menghilang dan yang tertinggal hanya emas dan perak.

Sejalan dengan proses klorinasi yang dikembangkan Plattner. Proses pre treatment juga mulai digunakan termasuk bioleaching yang menggunakan bakteri untuk mengkonsumsi mineral sulfida sehingga hanya emas yang tertinggal.

Iklim ekonomi yang berkembang selama dekade 60-70an mendorong tingkat kemajuan teknologi pengolahan emas sehingga boming eksplorasi mulai di seluruh dunia. Selama decade ini ditemukan beberapa teknologi yang mampu meningkatkan perolehan recovery emas bahkan untuk emas berkadar rendah. Perkembangan ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi kimia dan sekarang mulai beralih ke green chemistry.

Beberapa teknologi maju dan ekonomis untuk digunakan dalam proses penambangan dan pengolahan emas seperti dilaporkan antara lain:

1. Carbon in Pulp (CIP)

Proses carbon in pulp atau CIP ini mulai dikembangkan di awal 70-an. Proses ini adalah pelindihan batuan bijih emas melalui proses sianidasi kemudian partikel emas dalam larutan kaya emas tersebut diserap oleh pori-pori karbon. Karbon ini adalah akrbon active (activated carbon) yang dapat di-recycle. Karbon berisi emas ini selanjutnya dicuci dan dielektrolisa shingga menghasilkan dore bullion emas.

Proses ini bisa menekan cost produksi dan menghasilkan recovery yang lebih baik. Tidak hanya itu, ada juga hasil sampingan (by product) pengolahan emas yaitu perak yang hadir dalam jumlah ekonomis.

2. Heap Leaching

Heap trickle adalah metode yang dikembangkan oleh Henin dan Lindstrom untuk mengolah bijih berkadar rendah skala besar dengan cost production kecil sehingga kadar di bawah cut of grade masih bisa ekonomis. Heap trickle ini adalah proses pelindihan batuan emas kadar rendah yang ditimbun, kemudian larutan berisi partikel logam disaring dan dipisahkan dengan elektrolisa. Heap trickle dilakukan berulang-ulang dan dalam skala besar. Di Indonesia, heap trickle ini dilakukan di PT. Newmont Minahasa Raya di Sulawesi Utara.

3. Bijih Refraktori

Bijih refraktori adalah bijih emas yang tidak dapat diolah dengan cara sianidasi sederhana karena terbungkus oleh mineral lain (terinklusi) seperti sulfide atau telluroid. Namun bijih ini dapat disianidasi setelah mengalami pemanggangan untuk merusakan partikel mineral pembungkus emas. Bijih ini dapat diolah dengan klorinasi yang dilanjutkan dengan sianidasidan presipitasi seng atau dengan CIP.

Metode biologis yang dikembangkan beberapa tahun terakhir adalah dengan memanfaatkan bakteri pengkonsumsi mineral sulfide seperti thiobaccilus ferroxidans. Bakteri ini akan “memakan” mineral sulfide sehingga emas bisa di-leaching atau dikenal sebagai proses bio leaching. (hs)


nah gimana sob udah kebayang kan begimana proses pengambilan emas itu, ga cuma batu--digiling---sampe alus---sampe lembuut 200mesh---dikasih airraksa---digelondongin seharian----ambil raksanya deh---didalemnya ada emas---siraksa tinggal dibakar dan menguap bersama udara yang dihisap sang pembakardeh---emasjadi---jadiuang---buatberobat deh karena keracunan merkurii---

semakin kjaman sekarang semakin berkembang sob proses pengolahan emasnya

misalnya seperti gambar skema CIP dibawah ini


nah pada proses exstraksi ini sianida hanya mengikat Au/emas yang bebas yang maksud artinya adalah emas yang tidak terikat pada senyawaan sulfida,karbonat,posphat,oksalat dan mengikat sebagaisenyawaan  logam campuran seperti Emas urai (Au), Elektrum (Au,Ag), kuproaurid Au,Cu), porpesit (Au, Pd), rodit (Au, Rh), emas iridium (Au, Ir), platinum (Au, Pd), emas bismutan Au, Bi), amlgam (Au2Hg3), maldonit (Au2Bi), aurikuprit (AuCu3), roskovit (Cu, Pd)3Au2, kalaveit (AuTe2) krenerit (Au, Ag)Te2, monbrayit (Au, Sb)2Te3, petsit (Ag3AuTe2) mutamanit (Ag, Au)Te, silvanit (Au, Ag)Te4, kostovit (AuCuTe4), nagyagit (Pb5Au(Te,Sb)4S5-8), uyterbogardtit (Ag3AuSb2), aurostibnit (AuSb2), fisceserit (Ag3AuSe3)

nah selanjutnya batuan halus tadi ga langsung dibuang sob tapi diekstraksi menggunakan HCl alias asam klorida pada konsentrasi 3molar tujuannya adalah untuk melepaskan Au yang terikat pada senyawaan karbonat ,yang selanjutnya lagi nih sang batuan halus kembali diberi suasana basa dan diekstraksi kembali menggunakan sianida sehingga kadar Au pun lebih baik dibanding hanya ekstraksi menggunakan sianida terus batuan dibuang deh..

selanjutnya bisa dilakukan pereduksian menggunakan SnCl sbg bahan pereduksi sob yang tujuannya sebagai pereduksi senyawaan sulfida yang terikat bersamaan Au sehingga Au lepas bersama ikatan sulfida tsb dan artinya sang emaspun bisa diambil kembali menggunakan ekstraksi sianida
nah artinya proses ekstraksi tidak sebatas yang diatas sob yang memungkinkan modifikasi teknik berdasarkan sifat2 emas itu sendiri.

gimana artikelnya brohh??
memuaskan belum?? kalo belum maaf ya, bisa dibaca untuk artikel selanjutnya
kalo ngga besok ane share lagi lebih lengkap, lebih detail, lebih singkat cara pengolahan emas, cara pengambilan emas, cara pemisahan emas dari ore, dari batuan, dari prosesor, dari simcard, dari komputer, cara pengolahan emas J Resources, cara pengolahan emas Freeport, cara pengolahan emas Newmont batuhijau, cara pengolahan emas Martabe G resources baik secara kimia, fisika, dan teori sob
#maklum kite kan anak laboratorium uji pastii tauuu doong begimanabegimananya

Komentar yang baik atau diam!
EmoticonEmoticon