Monday, May 6, 2013

Proses pengambilan, pemilihan dan pengolahan batuan yang mengandung Emas, Perak, Tembaga, base metal part II

Brobro..

setelah sebelumnya ane ngeshare cara menemukan cadangan emas dalam batuan dengan teknik geologi dilanjut dengan contoh gambar dan jenis batuan yang mengandung emas, maka selanjutnya lo kudu tau apasih emas itu, apasih tembaga itu, apasih perak itu, bagaimana cara pengolahannya, cara pemisahan emas, cara pemurnian emas secara kimia, fisika, dan metalurgi.
Berikut adalah pengertian atau penjelasan mengenai emas bro disimak baik2 ya biar lo ga salah kaprah dalam menentukan dan mengolah emas.

Definisi Emas

Faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan emas
Pengetahuan tentang mineralogy emas sangat diperlukan dalam memahami teknologi pengolahan emas. Keberhasilan atau kegagalan penerpan suatu teknologi pengolahan dapat dimengerti atau dijelaskan oleh kondisi mineralogy batuan (bijih) emas yang sedang dikerjakan. Mineralogy dari batuan (bijih) emas yang dimiliki harus diketahui sebelum menentukan teknologi pengolahan yang akan diterapkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perlehan emas dalam pengolahan emas adalah:

1. Mineral-mineral pembawa emas

2. Ukuran butiran mineral emas

3. Mineral-mineral induk

4. Asosiasi mineral pembawa emas dengan mineral induk





Mineral-mineral pembawa emas

Emas urai merupakan mineral emas yang amat biasa editemukan di alam. Mineral emas yang menempati urutan kedua dalam keberadaannya di alam adalah electrum. Minerl-mineral pembawa emas lainnya sangat jarang dan langka. Mineral-mineral pembawa emas antara lain: Emas urai (Au), Elektrum (Au,Ag), kuproaurid Au,Cu), porpesit (Au, Pd), rodit (Au, Rh), emas iridium (Au, Ir), platinum (Au, Pd), emas bismutan Au, Bi), amlgam (Au2Hg3), maldonit (Au2Bi), aurikuprit (AuCu3), roskovit (Cu, Pd)3Au2, kalaveit (AuTe2) krenerit (Au, Ag)Te2, monbrayit (Au, Sb)2Te3, petsit (Ag3AuTe2) mutamanit (Ag, Au)Te, silvanit (Au, Ag)Te4, kostovit (AuCuTe4), nagyagit (Pb5Au(Te,Sb)4S5-8), uyterbogardtit (Ag3AuSb2), aurostibnit (AuSb2), fisceserit (Ag3AuSe3)

Emas urai pada dasarnya adalah logam emas walaupun biasanya mengandung perak yang bervariasi sampai sebesar 18% dan kadang-kadang mengandung sedikit tembaga atau besi. Oleh karena itu warna emas urai bervariasi dari kuning emas, kuning muda sampai keperak-perakan sampai berwarna merah orange. Berat jenis emas urai bervariasi dari 19,3 (emas murni) sampai 15,6 bergantung pada kandungan peraknya. Bila berat jenisnya 17,6 maka kandungan peraknya sebesr 9% dan bila beat jenisnya 16,9 kandungan peraknya 13,2%.

Sementara itu, elektrum adalah variasi emas yang mengandung perak diatas 18%. Dengan kandungan perak yang lebih tinggi lagi maka warna elektrum bevariasi dari kuning pucat sampai warna perak kekuningan. Selanjutnya berat jenis elektrum bervariasi sekitar 15,5-12,5. Bila kandungan emas dan perak berbanding 1:1 berarti kandungan peraknya sebesar 36%, dan bila perbandingannya 21/2:1 berarti kandungan peraknya 18%.

Mineral induk
Emas berasosiasi dengan kebanyakan mineral yang biasa membentuk batuan. Bila ada sulfida, yaitu mineral yang mengandung sulfur/belerang (S), emas biasanya berasosiasi denagn sulfida. Pirit merupakan mineral induk yang paling biasa untuk em,as. Emas ditemukan dalam pirit sebagai emas urai dan elektrum dalam berbagai bentuk dan ukuran yang bergantung pada kadar emas dalam bijih dan karakteristik lainnya. Selain itu emas juga ditemukan dalam arsenopirit dan kalkopirit. Mineral sulfida berpotensi juga menjadi mineral induk bagi emas.
Bila mineral sulfida tidak terdapat dalm batuan, maka emas berasosiasi dengan oksida besi (magnetit dan oksida besi sekunder), silikat dan karbonat, material berkarbon serta pasir dan krikil (endapan plaser).
Ukuran butiran mineral emas
Ukuran butiran mineral-mineral pembawa emas (misalnya emas urai atau elektrum) berkisar dari butiran yang dapat dilihat tanpa lensa (bebnerapa nm) sampai partikel-partikel berukuran fraksi (bagian) dari satu mikron (1 mikron= 0,001 mm= 0,0000001 cm). ukuran butiran biasanya sebanding dengan kadar bijih, kadar emas yang rendah dalam batuan (bijih) menunjukkan butran yang halus.
Berikut mineral induk Emas berupa sulfida
pirit (FeS2), arsenopirit (FeAsS), kalkopirit (CuFeS2), kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), pirhoit (FeS2), Glen (PbS), Sfalerit (ZnS), armonit (Sb2S3)
Asosiasi mineral
Dari sudut pandang pengolahan/metalurgi ada tiga variasi distribusi emas dalam bijih. Pertama, emas didiostribusikan dalam retakan-retakan atau diberi batas antara butiran-butiran mineral yang sama (misalnya retyakan dalam butiran mineral pirit atau dibatasi antara dua butiran mineral (pirit). Kedua, emas didistribusikan sepanjang batas diantara butiran-butiran dua mineral yang berbeda ( misalnya dibatas butiran pirit dan arsenopirit atau dibatas antara butiran mineral kalkopirit dan butiran mineral silikat). Dan yang ketiga emas terselubung dalam mineral induk (misal, emas terbungkus ketat dalam mineral pirit).


Sifat Fisik Emas (Au)

Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%.

Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan plaser
Emas banyak digunakan sebagai barang perhiasan, cadangan devisa, dll.

Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.


Mineralogi Tembaga


Secara mineralogi bijih tembaga dibagi menjadi empat kelompok besar yaitu
a. Mineral tembaga murni
b. Mineral sulfide tembaga
c. Minera oksida tembaga
d. Mineral tembaga kompleks
Mineral-mineral gangue bijih tembaga yang utama antara lain : kuarsa, aklsit, dolomite, siderite, rhodochrosit, barit, dan zeolit. Pada umumnya bijih tembaga, yang berbentuk sulfide berasosiasi dengan monzonit, kuarsa atau batuan sejenis dengannya dan agak jarang berasosiasi dengan intrusi yang bersifat basa.

Genesis Tembaga

Endapan tembaga terbentuk dengan berbagai cara antara lain, yaitu :
Terbentuk dengan cara replacement
Terbentuk oleh pembekuan magma, dengan endapan mineral bornit dan kalkopirit jarang dengan pirit (sulfide)
Terbentuk oleh metasomatisme kontak (kalkopirit dan bornit dengan pirit, pirrhotit, tembaga sfalerit, molibdenit dan oksida.
Endapan sedimenter tembaga


Contoh cebakan bijih tembaga yang sudah dieksplorasi dan dieksploitasi di Indonesia dan termasuk dalam kategori skala besar adalah cebakan bijih tembaga Grasberg dan Batu Hijau. Cebakan bijih tembaga Grasberg terbentuk pada batuan terobosan yang menembus batuan samping batugamping. Mineral sulfida yang terkandung dalam cebakan bijih tembaga porfiri Cu – Au Grasberg, terdiri dari bornit (Cu5FeS4), kalkosit (Cu2S), kalkopirit (CuFeS2), digenit (Cu9S5), dan pirit (FeS2). Sedangkan emas (Au) umumnya terdapat sebagai inklusi di dalam mineral sulfida tembaga, dengan konsentrasi emas yang tinggi ditunjukkan oleh kehadiran mineral pirit. Grasbergmasih mengandung cadangan sekitar 1.109 juta ton bijih dengan kadar 1,02% Cu, 1,19 ppm Au, dan 3 ppm Ag. Cebakan bijih tembaga Batu Hijau terbentuk sebagai mineralisasi yang terpusat pada stock tonalit tua dan cenderung berubah secara berangsur ke arah lateral dan vertikal. Mineral sulfida tembaga terdiri dari bornit, kalkopirit, digenit, kalkosit dan kovelit (CuS). Terdapat korelasi yang kuat antara Cu dan Au pada tonalit tua dan batuan samping di sekitarnya, dengan kandungan keduanya meningkat ke arah bawah. Mineralisasi lebih lemah terjadi pada tonalit muda dengan kadar <0,3% Cu dan <0,5 g/t Au,sementara kadar yang paling kecil <0,15% Cu terdeteksi pada retas-retas tonalit. Sulfida tembaga utama terbentuk sebagai pengisian rekahan dan berasosiasi dengan stockwork urat kuarsa yang mengisi 5 – 30% volume tonalit, yang meluas hingga melebihi 100 meter ke arah atas dan batuan samping. Hanya sedikit berupa sebaran (dissemination) di dalam masadasar batuan. Sedangkan retas-retas tonalit muda mengandung sangat sedikit urat, dan termineralisasi lemah (mengandung <0,30% Cu).

gambar geologi struktur perkiraan kandungan tambang batu hijau dan grasberg

Sebagian besar endapan tembaga yang ditemukan merupakan cadangan besar berasal dari larutan hydrothermal dan proses penggantian, lebih dominan dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh proses pengisian celah celah. Endapan yang berbentuk dari hasil metasomatik kontak dan yang langsung dipisahkan dari magma sangat sedikit dan hampi tidak berarti.

Gimana setelah baca artikelnya udah kebayang belum?
kalo belum ya berarti ente jalan2 ke kali tuh cari batu yang ente perkirakan mengandung emas dan bawa deh ke laboratorium uji #gw kerja di laboratorium uji lhoooo..barangkali mau masukin sampel gelap

3 comments

pak saya baru baca soal ini , sayang ingin tau proses Pemurnian (Dari Bullion)

saya baca teknik mengumpulkan processcor bekas lalu di campur kan dengan HNO3

pertanyaan saya setelah proses tersebut apa yang terjadi ?(apakah emas di dapat kan dalam bentuk apa?) dalam proses adakah bahaya ?(proses kimia yang terjadi)
email saya :Gio_fashion_display@yahoo.com
thanks

nah beda arti masbro kalo teknik ini digunain untuk aplikasi ngambil emas dari procesor
karena emas dalam procesor itu bentuknya ya udah murni emas yang biasanya digunain sebagai isolator (penghantar panas/listrik yang paling baik dibanding tembaga kerena sifatnya yang stabil dan tidak melepas elektron) nah teknik yang biasa dipake adalah pelarutan aqua regia yang mana pertama2 tuh procesor pastinya diancurin tujuan biar mudah melarutkan emas terus ditambahin Asam nitrat rumusnya HNO3 kadar 50% dan biarkan melarut semua logam yang ada pada procesor mulai dari tembaga, perak sampai emas, dilanjut penambahan Asam klorida pekat dan diaduk hal ini bertujuan mengendapkan perak yang ikut larut menjadi endapan putih sedangkan emas dan tembaga masih larut dalam fase larutan selanjutnya googling aja deh ane kurangpaham soalnya ada banyak cara setelah itu ada metode pengendapan zink, penyerapan menggunakan karbon aktif, pengikatan menggunakan sianida (larutan harus bersifat basa), pengendapan menggunakan NaOH dan tentunya masbro semua bahan yang dipakai bersifat beracun ya karena asam kuat bersifat korosif alias mengikis jaringan organik seperti kulit dan bayangkan kalo uapnya terhirup keparu2, tuh paru2 dijamin bakalan ikutan larut deh kalo kebanyakan ngirup uap asam.hehehe

Komentar yang baik atau diam!
EmoticonEmoticon