Sunday, March 8, 2015

Alasan dibalik turunnya harga minya dunia, Kenapa harga minya dunia turun? #minyakduniaterjunbebas

Brobro,
indah bukan kalo harga minyak bumi turun?? Mau jalan kemana aja pake mobil, pake motor, pake angkutan umum, pake sepeda ga masalah, murah, hemat, irit, dan pastinya semakin menyenangkan.
iya dooong hal ini pastinya lebih mengacu ke deflasi (penurunan harga) dibandingkan inflasi (kenaikan harga).

dan pastinya bisnis otomotif bakalan berkembang pesat, harga kendaraan semakin bersaing, pemasukan pajak semakin besar, dan rakyat semakin sejahtera #savehajilulung

Tentunya ini hanya terjadi pada negara meng-impor minyak bumi ya sob kalo negara pengekspor ga mungkinlah seneng harga minya turun wong pemasukan terbaik dan terbesar mereka dari minyak bumi kok misalnya kasus yang rame dicakap orang2 dunia yakni rusia yang mulai kehilangan kendali keekonomiannya.

sebelumnya tau ga sih ente pade kenapa harga minyak bumi bisa turun ambruk secepat itu dalam 6 bulan terakhir?? banyak yang berspekulasi ini hanyalah lelucon negara2 yang tergabung dalam (OPEC) untuk menjatuhkan rusia dan menjatuhkan produksi shale oil yangmana bisa meraup untung bila harga minyakdunia diatas 50USD. Tapi kalo menurut ane sih ga bener sob cuma akal2an majalah charlyhebdo mengotori negara2 timur^^ #lhokok
yaiyalah namanya minyakbumi gitu sampaikapanpun pasti ada pembelinya lain kate kalo OPEC adalah komunitas negara penjual sabun batang.

nah sebelumnya kudu tau dulu nih apaan itu shale oil dan shale gas



Dalam petroleum system dikenal istilah source rock, yaitu batuan kaya kandungan bahan organik yang menjadi sumber minyak dan gas bumi (migas). Oleh karena adanya proses diagenesis yang menyebabkan tekanan dan temperatur batuan semakin tinggi, migas dapat keluar dari source rock apabila tingkat maturity (kematangan) bahan organik di dalamnya telah tercapai. Migas yang keluar dari source rock ini kemudian bermigrasi dan terjebak pada lapisan batuan di atasnya apabila.

- ada reservoir, yaitu batuan yang mempunyai porositas tinggi misalnya batupasir atau batugamping sehingga migas bisa masuk ke dalam pori-pori batuan tersebut.

- ada seal rock, yaitu batuan halus misalnya batulempung di atas reservoir sebagai lapisan penudung sehingga migas terjebak dan tidak bermigrasi lebih jauh lagi.

Source rock umumnya adalah batuan berbutir halus yang terendapkan dalam lingkungananoxic atau miskin oksigen sehingga memungkinkan adanya pengawetan (preservation) material organik yang ikut terendapkan. Source rock, dilihat dari tingkat evolusi bahan organik selama diagenesis, secara umum bisa dibagi menjadi mature (matang) danimmature (belum matang). Immature source rock disebut juga sebagai oil shale. Menurut beberapa referensi, definisi oil shale tersebut terbatas pada shale (Peters et al., 2005), namun ada juga yang mendefinisikan lebih luas tidak hanya sebatas shale namun juga marl dan karbonat. (Tissot dan Welte, 1984).

Istilah shale oil juga dikenal dan pengertiannya berbeda dengan oil shaleShale oil adalah oil yang diperoleh dari proses retorting atau pematangan buatan oil shaleShale oil juga mencakup oil pada mature source rock yang karena minimnya crack atau retakan tidak bisa bermigrasi. Dengan demikian shale oil juga berbeda pengertiannya dengan crude oilyaitu oil yang bermigrasi dan kemudian terjebak pada reservoir. Dengan katalain shale oil adalah minyakbumi yang terjebak dalam fase batuan


Gas Serpih (Shale Gas)



Pada batuan yang banyak mengandung material organik penghasil minyak dan gas ini pada kedalaman yang sangat tinggi menghasilkan gas. Namun kadangkala karena tekanan sekitar batuan ini cukup besar (karena sangat dalam), gas yang berada dalam serpih ini tidak mampu keluar dari sarangnya. Gas ini terjebak dalam serpih, tentusaja serpih tidak memiliki pori-pori sebesar batupasir. Bahkan gas-gas ini terjebak dalam retakan-retakan yang berada pada serpih-serpih ini.
Namun karena dalam serpih ini juga seringkali tidak ada airnya, maka gas yang terjebak ini dapat keluar apabila dilubangi. Ya dilubangi dengan membuat sumur khusus. Sumur ini terutama sumur yang memotong batuan ini. Semakin panjang sumur ini memotong batuan serpih, semakin banyak kemungkinan gas akan dapat keluar dari sela-sela serpih, maupun dari sela-sela retakannya.
Karena sering terdapat pada posisi yang sangat dalam gas ini memiliki tekanan tinggi. Tentusaja semakin dalam suhunya semakin tinggi. Itulah sebabnya gas serpih ini tergolong gas non-konvensional. Memerlukan teknik dan teknologi khusus dalam memproduksikannya.

Tight Sand Gas (Gas pada pasir berporositas rendah)

Gas serta minyak mengalir ke atas melalui batuan yang memiliki kemampuan mengalirkan sangat baik, salah satunya batupasir. Ada kalanya batupasir ini sudah terkubur pada kedalaman yang sangat dalam, sehingga tertekan oleh beban batuan diatasnya yang menyebabkan pori-porinya sangat kecil. Karena porositasnya rendah, gas yang melewatinya tidak mampu teralirkan lagi. Seolah-olah gas itu terjebak dalam batupasir ini.
Mirip seperti pada gas serpih diatas, Tight Gas sand ini  terdapat pada kedalaman yang menyebabkan tekanan serta suhu tinggi. Sehingga untuk memproduksikannya tidak dapat secara konvesional. Perlu teknik dan tenologi khusus.Gas pada batupasir yang berporositas rendah ini termasuk gas non-konvensional.

Sekitar awal abad 21, banyak perusahaan minyak menyatakan bahwa tahun-tahun awal abad ini akan menjadikan kelangkaan minyak bumi, dan kelangkaan energi. Minyak bumi akan semakin sulit diperoleh. Ngebor semakin dalam akan memperoleh gas ketimbang minyak, karena batuan mendekati batuan induknya yang kebanyakan sudah mencapai kematangan menghasilkan gas. Sehingga persiapan memanfaatkan gas harus dimulai. Termasuk infrastrukturnya, pipa, bahkan industri genset gas berkembang. (dan harga minyak bumipun melaju cepat bak roket terbakar)
Harga minyak tahun 2004 mulai merangkak naik barangkali salah satunya akibat issue kelangkaan minyak diatas. Puncaknya tahun 2009 harga minyak hingga mencapai 140$/bbl.
pada tahun 2008 ditempatlain saat USGS menyakatan angka 3.65 Billion Bbl oil recoverable di Bakken, setelah melakukan riset puluhan tahun. Saat itu (2008-2010) harga minyak sangat fluktuatif pada kisaran 80-100 $/bbl.
Apa yang dilakukan USA saat itu ? Pembuatan infrastruktur gas akibat issue sebelumnya. Infratruktur gas khususnya pipa ini banyak dikerjakan dan dikembangkan juga oleh swasta. Demikian juga fracking, teknik perekahan, shale gas berkembang ditunjang dengan harga yang sangat tinggi saat itu memungkinkan USA membangun infrastruktur untuk memulai untuk pengembangan shale oil.
Pemanfaatan oil shale
Cara pemanfaatan oil shale termasuk teknologi baru dan non konvensional karena tidak sekedar mengebor dan kemudian memproduksi minyak, namun diperlukan lagi sebuah proses yaitu retorting untuk mendapatkan shale oil. Karena proses retorting inilah pemanfaatan oil shale menjadi sangat mahal dan tidak ekonomis selama produksi oil konvensional masih lebih murah. Berikut adalah beberapa metode pemanfaatan oil shaleyang bisa dilakukan.

1.     Retorting di permukaan
Dalam metode ini, oil shale secara konvensional diambil atau ditambang baik itu tambang permukaan atau pun bawah tanah. Oil shale kemudian diolah dan diperas oil-nya dengan pemanasan (retorting). Kelemahan teknologi ini terletak pada mahalnya biaya retortingdan reklamasi material batuan apabila sudah diperas oil-nya. Masalah umum klasik proses penambangan misalnya merusak estetika lahan dan pencemaran lingkungan juga merupakan isu-isu negatif yang bisa menghambat teknologi pemanfaatan ini.

2.     Retorting in situ
Metode ini diterapkan untuk
 oil shale yang keberadaannya jauh di bawah permukaan bumi, sehingga tidak bisa dilakukan penambangan terbuka maupun bawah tanah. Teknologi yang digunakan adalah pengeboran untuk membuat crack atau retakan dengan ledakan pada oil shale kemudian diikuti oleh pemanasan sehingga oil yang ditimbulkan bisa diambil dari sumur produksi. Metode ini juga bisa membawa resiko apabila tidak dilakukan dengan cermat sehingga timbul pemanasan yang tak terkontrol.

Walaupun masih tergolong teknologi mahal, eksploitasi oil shale sudah banyak dilakukan di berbagai negara, walaupun dibandingkan dengan minyak konvensional produksinya masih relatif kecil. Oil shale sudah diproduksi sejak sebelum Perang Dunia I oleh Jerman karena terbatasnya akses minyak konvensional pada masa itu. Namun hanya Estonia dan Cina yang terus melakukan produksi oil shale setelah berakhirnya Perang Dunia II. Hingga kini, Estonia adalah produsen oil shale terbesar (80%) di antara negara produsen lain seperti Cina, Brazil dan Australia.
Teknik fracking mampu mengeluarkan minyak.


Tidak berhenti disini saja, teknik fracking shale gas ini juga berkembang, hingga akhirnya dengan metode yang terus dikembangkan rekahannya cukup lebar untuk mengeluarkan dan dilalui minyak, yg ukuran molekulnya lebih besar, yang keluar tidak hanya gasnya saja.
Saat itulah shale oil (minyak serpih) berkembang sangat pesat sejak 2009-2010. Puncak produksinya tercapai pada tahun 2014 ketika meampaui produksi Saudi ! Selanjunya seperti yang kita tahu ada pengaruhnya pada harga minyak yang anjlok hingga dibawah 50$/bbl. Hal ini salah satunya akibat pasaran amerika yang merupakan konsumen minyak terbesar didunia terbanjiri oleh minyak.
Namun apakah Shale gas dan Shale oil terus mati dengan harga rendah ? Tentusaja tidak karena infrastrukturnya sudah terpasang, Biaya pemasangannya barangkali sudah “terbayar” ketika harga sangat tinggi. Sehingga saat ini Shale gas dan Shale oil ini akan dengan segera kembali bila harga membaik. Silahkan baca dongengan ini Shale oil/gas: Merugi belum tentu mati. Makanya pengamat2 yang bilang ini ulah OPEC itu dasarnya apaan wong shale oil pengembangannya udah dari dulu dan pastinya udah terbayar laaah..lah kalo shale oil dan shale gas negara kitamah apa atuh cuma recehan tergeletak dijalanan ga ada yang mau ngambil karena kedua tangannya ga sengaja keiket dengan kedua kakinya


Sumberdaya oil shale di Indonesia
Eksplorasi oil shale di Indonesia sudah dimulai sejak dekade yang lalu yang dilakukan oleh Pusat Sumberdaya Geologi (PSDG). Endapan oil shale ditemukan di Sumatera dan Sulawesi Selatan, yang sumberdaya terbesarnya ada di Cekungan Sumatera Tengah dan Selatan. Oil shale di Sumatera banyak terdapat di beberapa tempat pada lapisan shale pada Formasi Gumai yang keberadaannya menutupi hampir seluruh cekungan. Potensi oil shale juga ditemukan pada Formasi Sangkarewang di Cekungan Ombilin.
Sumber Berbagai sumber
https://rovicky.wordpress.com
http://andrewfahlik.blogspot.com

Komentar yang baik atau diam!
EmoticonEmoticon