Thursday, May 8, 2014

Proses pengambilan, pemilihan dan pengolahan batuan yang mengandung Emas, Perak, Tembaga, base metal part IV


Brobro..
setelah kemarin-kemarin kalian udah baca artikel cara pengolahan bijih emas yang mengandung tembaga, perak, seng, galena mulai dari penjelasan, pemilihan jenis batuan, pengertian apa itu emas, perak, tembaga sampe pengolahan emas zaman dahuluuu banget, tapi buat buat kalian yang mau baca artikel ini sih disaranin baca dulu artikel sebelumnya biar lebih paham dan jelas sebelum eksekusi percobaan pengolahan emas berlangsung. buat artikelnya ada dibawah nih (tinggal klik aja bro)

pengolahan bijih mengandung emas part 1
pengolahan bijih mengandung emas part 2

pengolahan bijih mengandung emas part 3


Nah secara dasar proses pengolahan bijih emas bisa melalui 3 tahapan secara metalurgi nih yaitu


- Pengolahan secara pyrometalurgi (pembuatan konsentrat)

- Pengolahan secara hydrometalurgi (heap leach sianida)
- Pengolahan secara elektronmetalurgi (elektroplating)

- Dan satulagi secara berat jenis / fisika / ayakan

Berikut beberapa pengolahan bijih emas terupdate yang digunakan oleh banyak perusahaan tambang terkemuka dunia dan kumpulan proses pengolahan bijih emas secara modern

PENGOLAHAN BIJIH EMAS SECARA PRINSIP PEMBUATAN KONSENTRAT

Pengolahan Bijih Emas Diawali Dengan Proses kominusi kemudian dilanjutkan dengan proses yang di sebut Metalurgy. Teknik ini digunakan oleh perusahaan tambang Freeport indonesia dan Newmont Nusa Tenggara lohh
PROSES KOMINUSI meliputi pemecahan--penggerusan--penghalusan
Kominusi adalah proses reduksi ukuran dari ore agar mineral berharga yang mengandung emas dengan tujuan untuk membebaskan ( meliberasi ) mineral emas dari mineral-mineral lain yang terkandung dalam batuan induk.

Tujuan liberasi bijih ini antara lain agar :
• Mengurangi kehilangan emas yang masih terperangkap dalam batuan induk
• Kegiatan konsentrasi dilakukan tanpa kehilangan emas berlebihan
• Meningkatkan kemampuan ekstraksi emas

Proses kominusi ini terutama diperlukan pada pengolahan bijih emas primer, sedangkan pada bijih emas sekunder bijih emas merupakan emas yang terbebaskan dari batuan induk yang kemudian terendapkan. Derajat liberasi yang diperlukan dari masing-masing bijih untuk mendapatkan perolehan emas yang tinggi pada proses ekstraksinya berbeda-beda bergantung pada ukuran mineral emas dan kondisi keterikatannya pada batuan induk.
Proses kominusi ini dilakukan bertahap bergantung pada ukuran bijih yang akan diolah, dengan menggunakan :
  • Refractory ore processing, bijih dipanaskan pada suhu 100 – 110 0C, biasanya sekitar 10 jam sesuai dengan moisture. Proses ini sekaligus mereduksi sulfur pada batuan oksidis.
  • Crushing merupakan suatu proses peremukan ore ( bijih ) dari hasil penambangan melalui perlakuan mekanis, dari ukuran batuan tambang <40 cm menjadi 1%)
  • Milling merupakan proses penggerusan lanjutan dari crushing,hingga mencapai ukuran slurry dari hasil milling yang diharapkan yaitu minimal 80% adalah -200#, misalnya dengan menggunakan Hammer Mill, Ball Mill, Rod Mill, Disc Mill , dll.
Seteleah mengalami proses kominusi selanjutnya dihasilkan konsentrat untuk cara pengolahan menjadi konsentrat kalian bisa baca DISINI bro, singkatnya nih selanjutnyakonsentrat di olah di dalam proses yang di sebut pyroMetalurgy, dalam proses metallurgy ada banyak metode yang di gunakan namun dalam pengolahan emas kali ini menitik beratkan pada metode Sianida dan amalgamasi
PROSES PEMISAHAN EMAS DARI KONSENTRAT
Cara memisahkan konsentrat yang di dalamnya ada kandungan Emas, Konsentrat ini wujudnya seperti pasir.
Proses ini memakai 3 jenis furnace.

(1) Smelting Furnace,

(2) Slag cleaning Furnace,

(3) Converting Furnace, lalu masuk ke pembentuk anoda Cu (diesbut anoda furnace) lalu dicetak bentuknya menjadi batangan anoda Cu.

Proses pertama :
(1) Smelting Furnace, konsetrat yang dihasilkan di freeport akan dilebur, disini sudah ditambahkan flux SiO2 dan dihembus udara (biasanya udara bebas dengan kompresor diatur oksigennya 60%). Tujuannya untuk mengoksidasi unsur pengotor utama berupa Fe (oksidasi jadi FeO, Fe3O4) dan mulai kurangi sulfur dalam konsentrat (jadi SO2), lalu masuk furnace no (2)

(2) Slag Cleaning, sesuai namanya disini leburan Cu (masih dibilang Matte) kerena Sulfur masih banyak akan dipisahkan dengan terak/slag yang terbentuk dari proses (1). disini pakai Electric arc furnace, jadi matte yang lebih berat akan dibawah lalu terak/slag akan mengapung diatas sambil terus dipanaskan, disini metal/slag sudah terpisah. Lanjut ke proses (3) untuk menghilangkan Sulfur.

(3) Converting Furnace, proses ini matte diblowing udara + pakai flux batukapur (CaCO3), tujuan utamanya untuk mengoksidasi Sulfur, memakai kapur untuk menjaga komposisi slag (biar tidak kental, Fe3O4 solid tidak bisa diblowing).

(4) Setelah converting Furnace, Sulfur sudah low (0.8%) disebut gold blister (bukan lagi matte). lalu dilanjut ke Furnace untuk cetak anoda Cu blister (sebab perlu elektrowining untuk tahap selanjutnya), dibeberapa proses ada tambahan proses pemurnian untuk dioksidasikan S sampai “light”. Setelah dicetak jadi anoda, Cu anoda akan benar-benar dimurnikan (pengotor S, Au, Ag, Pt, Co, Ni) masih ada dan harus dielektrowining. Katodanya biasanya steel. Pakai larutan CuSulfat + Asam Sulfat + air, jangan lupa arus harus searah, disini metal akan dipisahkan dengan perbedaan sifat kemurniannya (berdasarkan nilai E nol-nya) makanya perlu memakai voltase DC yang tepat, biasanya Cu di (+)0.34V. Nah disini Cu di anode akan larut dilarutan lalu akan menempel di katoda (puritynya bisa mencapai 99%); nah disini baru dibagi antara Cu dan logam yang lebih mulia (Platina, Au, Ag). karena lebih mulia mereka tidak ikut larut, tetapi biasanya membentuk endapan (disebut slime), 

Slime biasanya tidak ikut menempel di katoda (karena tidak larut). Selanjutnya slime ini yang harus diolah lagi. Slime harus dilebur lagi, lalu ++ flux lagi, borax biasanya untuk ikat pengotor. Setelah cair digunakan metode Klorifikasi, dimana akan dipisahkan antara pengotor dengan logam mulia AgCl, AuCl, dll.
Bagaimana memisahkannya ?, masuk lagi ke elektrowining cell dimana tegangannya diatur untuk memisahkan logam mulia didalamnya, lalu dilebur lagi untuk mendapatkan purity
sampai Au 99.99 %.


PROSES PEMURNIAN EMAS dari lumpur konsentrat
Setelah dikayakan larutan emas ataupun konsentrat emas akan dimurnikan dengan cara dielektrolisa (Elecrowining) ataupun di lebur (Smelting) untuk dihasilkan bullion hingga emas murni.

1. Electrowining
Larutan yang kaya emas dideposisikan dalam lempengan logam/kawat katoda dengan mempergunakan arus dan tegangan listrik tertentu, untuk kemudian dibersihkan dan menjadi lumpur yang tinggi kadar emasnya sebelum dilakukan pengeringan dan peleburan.
proses elektroplating sedang berlangsung

2. Peleburan atau Smelting
Lumpur electrowining ataupun konsentrate hasil flotasi dan gravitasi yang telah dikeringkan dilebur dan dimurnikan dengan mempergunakan campuran flux dan silika untuk membersihkan emas dari pengotornya. Hasil akhirnya adalah batangan emas atau bullion yang siap untuk dijual/dimurnikan kembali hingga kadar emasnya mencapai 99.99%.

proses peleburan emas menggunakan furnace



PENGOLAHAN MENGGUNAKAN KALIUM SIANIDA (KCN), KALSIUM SIANIDA (CaCN), NATRIUM SIANIDA (NaCN) METODE HEAP LEACH

proses leaching sianida berlangsung
Heap leach adalah metode yang dikembangkan oleh Henin dan Lindstrom untuk mengolah bijih berkadar rendah skala besar dengan cost production kecil sehingga kadar di bawah cut of grade masih bisa ekonomis. Heap leach ini adalah proses pelindihan batuan emas kadar rendah yang ditimbun, kemudian larutan berisi partikel logam disaring dan dipisahkan dengan elektrolisa. Heap leach dilakukan berulang-ulang dan dalam skala besar. Di Indonesia, heap leach ini dilakukan di PT. Newmont Minahasa Raya di Sulawesi Utara (sekarang sudah tutup). Sianida ekstraksi emas dapat digunakan di daerah-daerah di mana bantalan emas halus-batuan yang ditemukan.



Sianidasi Emas (juga dikenal sebagai proses sianida atau proses MacArthur-Forrest) adalah teknik metalurgi untuk mengekstraksi emas dari bijih kadar rendah dengan mengubah emas ke kompleks koordinasi yang larut dalam air. Ini adalah proses yang paling umum digunakan untuk ekstraksi emas. Produksi reagen untuk pengolahan mineral untuk memulihkan emas, tembaga, seng dan perak mewakili sekitar 13% dari konsumsi sianida secara global, dengan 87% sisa sianida yang digunakan dalam proses industri lainnya seperti plastik, perekat, dan pestisida. Karena sifat yang sangat beracun dari sianida, proses ini kontroversial dan penggunaannya dilarang di sejumlah negara dan wilayah.
Pada tahun 1783 Carl Wilhelm Scheele menemukan bahwa emas dilarutkan dalam larutan mengandung air dari sianida. Ia sebelumnya menemukan garam sianida. Melalui karya Bagration (1844), Elsner (1846), dan Faraday (1847), dipastikan bahwa setiap atom emas membutuhkan dua sianida, yaitu stoikiometri senyawa larut. Sianida tidak diterapkan untuk ekstraksi bijih emas sampai 1887, ketika Proses MacArthur-Forrest dikembangkan di Glasgow, Skotlandia oleh John Stewart MacArthur, didanai oleh saudara Dr Robert dan Dr William Forrest. 

Pada tahun 1896 Bodländer dikonfirmasi oksigen yang diperlukan, sesuatu yang diragukan oleh MacArthur, dan menemukan bahwa hidrogen peroksida dibentuk sebagai perantara.Gambaran umum proses ini Natrium sianida solusi dicampur dengan tanah halus-batu yang terbukti mengandung emas dan / atau perak dalam suasana basa yakni dengan penambahan kapur / NaOH, dan kemudian cairan dipisahkan dari campuran batu, tanah tadi . Seng ditambahkan ke larutan tsb, untuk mempercepat keluar sisa seng (menghilangkan seng tadi), serta yang diinginkan logam perak dan emas dapat melarutkan padatan tersebut dengan asam sulfat yang mana logam seng akan larut meninggalkan emas dan peraknya,selanjutnya lebur menjadi ingot/ dore / bullion. Selanjutnya dipisahkan antara emas dan perak
Reaksi kimia untuk pelepasan emas, “Persamaan Elsner”, berikut:
4 Au + 8 NaCN + O2 + 2 H2O → 4 Na [Au (CN) 2] + 4 NaOH
Dalam proses redoks, oksigen menghilangkan empat elektron dari emas bersamaan dengan transfer proton (H +) dari air.


Berikut cara kerja pengolahan Emas dengan Sianida (GAMBARAN UMUM) :
Cara Kerja
1.     Bahan berupa batuan dihaluskan dengan menggunakan alat grinding sehingga          menjadi tepung (mesh + 200).

2.     Bahan di masukkan ke dalam tangki bahan, kemudian tambahkan H2O (2/3 dari        bahan).

3.     Tambahkan Tohor (Kapur) hingga pH mencapai 10,2 – 10,5 dan kemudian                tambahkan Nitrate (PbNO3) 0,05 %.

4.     Tambahkan Sianid 0.3 % sambil di aduk hingga (t = 48/72h) sambil di jaga pH
   larutan (10 – 11) dengan (T = 85°C).

5.     Kemudian saring, lalu filtrat di tambahkan karbon (4/1 bagian) dan di aduk              hingga (t= 48h), kemudian di saring.

6.     Karbon dikeringkan lalu di bakar, hingga menjadi Bullion atau gunakan(metode a)

7.     Metode Merill Crow (dengan penambahan Zink Anode / Zink Dass), saring lalu
   dimurnikan / dibakar hingga menjadi Bullion. (metode b).

8.     Karbon di hilangkan dari kandungan lain dengan Asam (3 / 5 %),
   selama (t =30/45m), kemudian di bilas dengan H2O selama (t = 2j) pada 80–90°C)

9.     Lakukan proses Pretreatment dengan menggunakan larutan Sianid 3 % dan Soda
   (NaOH) 3 % selama (t =15 – 20m) pada (T = 90°C – 100°C).

10.   Lakukan proses Recycle Elution dengan menggunakan larutan Sianid 3 % dan Soda
   3 % selama (t = 2.5 j) pada (T = 110°C – 120°C).

11.   Lakukan proses Water Elution dengan menggunakan larutan H2O pada (T = 110°C    –120°C) selama (t = 1.45j).

12.   Lakukan proses Cooling (pendinginan)

13.   Saring kemudian lakukan proses elektrowining dengan (V = 3) dan (A = 50) selama
  (t = 3.5j). (metode 3)


GAMBARAN DETAIL PENGOLAHAN EMAS SECARA LEACHING SIANIDA
Ada pula proses pengolahan emas dengan perendaman, berikut caranya:
BAHAN
Ore/ bijih emas yang sudah dihaluskan dengan mesh + 200 = 30 ton

Formula Kimia
1. NaCn = 40 kg
2. H2O2 = 5 liter
3. Kostik Soda/ Soda Api = 5 kg
4. Ag NO3 =100 gram
5. Epox Cl = 1 liter
6. Lead Acetate = 0.25 liter (cair)/ 1 ons (serbuk)
7. Zinc dass/ zinc koil = 15 kg
8. H2O (air) = 20.000 liter

Perendaman di Bak Kimia
1.     NaCn dilarutkan dalam H2O (air) ukur pada PH 7

2.     Tambahkan costik soda (+ 3 kg) untuk mendapatkan PH 11-12

3.     Tambahkan H2O2, Ag NO3, Epox Cl diaduk hingga larut, dijaga pada PH 11-12

Percobaan di Bak Lumpur
1.     Ore/ bijih emas yang sudah dihaluskan dengan mesh + 200 = 30 ton dimasukkan        ke dalam bak.

2.     Larutan kimia dari Bak I disedot dengan pompa dan ditumpahkan/ dimasukkan ke    Bak II untuk merendam lumpur ore selama 48 jam.

3.     Setelah itu, air/ larutan diturunkan seluruhnya ke Bak I dan diamkan selama 24        jam, dijaga pada PH 11-12. Apabila PH kurang untuk menaikkannya ditambah          costic soda secukupnya.

4.     Dipompa lagi ke Bak II, diamkan selama 2 jam lalu disirkulasi ke Bak I dengan          melalui Bak Penyadapan/ Penangkapan yang diisi dengan Zinc dass/ zinc koil          untuk mengikat/ menangkap logam Au dan Ag (emas dan perak) dari larutan air      kaya

5.     Lakukan sirkulasi larutan/ air kaya sampai Zinc dass/ zinc koil hancur seperti          pasir selama 5 – 10 hari

6.     Zinc dass/ zinc koil yang sudah hancur kemudian diangkat dan dimasukkan ke          dalam wadah untuk diperas dengan kain famatex

7.     Untuk membersihkan hasil filtrasi dari zinc dass atau kotoran lain gunakan 200 ml    H2SO4 dan 3 liter air panas

8.     Setelah itu bakar filtrasi untuk mendapatkan bullion

PROSES PEMURNIAN BULLION (PEMISAHAN EMAS DAN PERAK)
Dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:

1. Metode Cepat
Secara Hidrometallurgy yaitu dengan dilarutkan dalam larutan HNO3 kemudian tambahkan garam dapur untuk mengendapkan perak sedangkan emasnya tidak larut dalam larutan HNO3 selanjutnya saring aja dan dibakar / endapan perak klorida berwarna putih tinggal dijemur diterik matahari dan jadi deh perak murni 99.9%

2. Metode Lambat
Secara Hidrometallurgy plus Electrometallurgy yaitu dengan menggunakan larutan H2SO4 dan masukkan plat Tembaga dalam larutan kemudian masukkan Bullion ke dalam larutan tersebut, maka akan terjadi proses Hidrolisis dimana Perak akan larut dan menempel pada plat Tembaga (menempel tidak begitu keras/mudah lepas) sedangkan emasnya tidak larut (tertinggal di dasar), lalu tinggal bakar aja masing – masing, jadi deh logam murni juga

PENGOLAHAN EMAS SECARA AMALGAMASI (MERKURI) / GELONDONGAN

proses gelondongan berlangsung

Mekanisme Amalgamasi dan cara kerja menarik emas dengan merkuri
Air aksa atau merkuri (Hg), pad temperature (suhu) kamar, adalah zat cair. Bila terjadi kontak antara merkuri (zat cair) deengan logam (zat padat), maka ai raks membasahi dan menenbus logam untuk membentuk larutan padat merkuri-logam yang disebut amalgam. Proses yang terjadi disebut amalgamasi. Logam-logam yang dapat membentuk amalgam adalah emas, perak, tembaga, timah, cadmium, seng, alkali dan alkali tanah. Paduan merkuri emas disebut amalgam emas, yang mempunyai rumus kimia dari kombinasi 2 atau bahkan 3 dari 4 rumus kimia berikut ini yaitu AuHg2, Au2Hg, Au3Hg atau AuHg. Kelarutan emas dalam air raksa bertambah dengan naiknya temperature. Paad temperature kamar kandungan emas dalam amlgam kira-kira 0,14% Au, sedangkan pada temperatu 1000C sebesar 0,65% Au. Produk amalgasi bijih emas selanjutnya disebut amalgam, karena tidak hanya mengandung emas melainkan juga logam lain terutama perak dan tembaga.

Ukuran Butiran
Butiran emas yang bebas, tidak terselubung mineral induk (tidak terikat sebagai mineral lainnya) menjadi pasyarat dalam amalgasi, sehingga pembasahan emas dalam bijih emas bervariasi dari yang kasa (bijih emas yang kaya) sampai yang halus (bijih emas yang miskn). Dengan demikian batuan atau bijih perlu dipecah atau digerus sampai diperoleh butiran emas yang bebas (tidak terselubung oleh mineral induk). Namun, kenyataan menunjukkan bahwa butiran emas yang berukuran lebih besar dari 0,074 mmyang dapat diolah dengan teknik amalgamasi.

Gangguan Amalgamasi
Keberhasilan amalgamasi ditentukan oleh dua kondisi, yaitu 

(1) kondisi mineralogy dari bijih yang diolah( semakin banyak au bebas / emas bebas              semakin baik proses ini digunakan dan sebaliknya)
     untuk mengetahui banyaknya Au bebas / emas bebas dalam contoh batuan yakni                melewati uji laboratorium baik SGS Indo Assay, Intertek Testing Lab, Geoservices, ALS
 
(2) kondisi pulp (campuran material padat yang halus dan air / komposisi gelondongan). 

Kondisis yang buruk menyebabkan butiran emas tidak dapat dibasahi oleh merkuri dam merkuri terpecah menjadi partikel-partikel halus, sehingga amlgamasi tidak dapat berlangsung secar baik.
Butiran emas yang berasal dari bijih emas primer yang tidak teroksidasi biasanya bersih dan mengkilap. Kondisi ini baik untuk amlgamsi. Namun, butiran emas yang berasal dari bijih yang teroksidasi biasanya kusam dan sering dilapisi oleh oksida besi. Emas kusam mengurangi
kemampuan beramalgamasi dan emas yang dilapisi oksida besi cendrung tidak bias beramalgamasi. Untuk menghindari terdapatnya emas kusam dan emas yang dilapisi oksida besi dapat dicegah secar mekanik (sambil menggerus).
Mineral sulfide terutama sulfide arsen, antimony, bismuth dan besi berpeluang untuk menghasilkan in sulfide (sulfide telarut) di dalam pulp.

Ion sulfide dapat menghambat amalgamasi. Penambahan bahan kimia yang dapat memberikan ion-ion timbal dan tembaga dapat menolong untuk mengurangi gangguan ini. Penambahan bahan alkali yang kuat dapat mengurangi gangguan ini. dan proses roasting / pemanasan batuan pada suhu 90 derajat cukup efektif untuk mengurangi jumlah sulfida yang terkandung
Apabila minyak pelumas masuk ke gelundung saat menggerus atau pada saat amalgamasi. Minyak dapat berperan mengurangikemampuan amalgamasi. Keberadaannya dalam pulp harus duhindari dengan penambahan kapur yang sedikit.


Penggerusan

Saat penggerusan, kondisi yang perlu diperhatikan adalah jumlah (volume) media penggerus, kecepatan putar barel (gelundung), persentase padatan dalam pulp, dan lamanya penggerusan. Volume media penggerus dapat diatur sehingga media penggers mengisi barel/gelundung sedikit diats setengah isi barel/gelundung. Keceptan putar yang sedemikian rupa menyebabkan media penggerus tidak bergerak di bagian bawah gelundung saja tetappi juga pada suatu posisi sewaktu berputar media penggerus diberikan kesempatan untuk jatuh.
Alat untuk penggerusn dikenal dengan nama ball mill dan rod mill. Alat ini seharusnya memakailiner, pelapisan barel di bagaian dalam yang bergelombang. Permukaan bergelombang ydimaksudkan untuk membantu mengangkat media penggerus sewaktu barel berputar dan untuk mencegah selip diantara media penggerus. Lineer biasanya terbuat dari paduan baj, dan sewaktu- waktu dapat dilepas untuk diganti apabila telah aus. Media penggerus bias berbentuk bola atu batangan. Diameter bola atu batnag penggerus berkisar antara 1-6 inci. Bergantung pada ukuran barel atau gelundung, yang bervariasi antara 18 inci x 24 inci sampai sebesar 4 kakix 6 kaki (dikaitkan dengan ukuran gelundung yang biasa digunakan dalam tahap amalgasi).


Pengikatan Emas oleh Merkuri

Pengikatan emas oleh merkuri atau amalgamasi dapat dilakukan dengan menggunakan 4 jenis cara atau alat yaitu pelat, kantong, penggerusan dan pencampuran. Dari keemapt cara atau alat iniyang akan dibahas adalah hanya amalagasi dengan tekananan dan penggerusan. Alasannya, selain telah dikenal masyarakat, cara ini berfaedah untuk emas yang berkrat dan sulit dmalgamasi, atau amat halus, atau tidak terikat dengan mineral lain, atau dalam bijih uyang menyebabkan merkuri tidak bekerja baik.
Masyarakat menggunakan bael atau gelundung baik untuk penggerusan maupun amlgamasi. Nmun kedua kegiatan ini (penggerusan dan amlgamasi) sebaiknya dipisahkan. Dengan kata lain dua barel atau gelundung seharusnya dimiliki, yang satu memakai liner (untuk penggerusan) dn satu lagi tanpa iner (untuk amlgamasi)
Ukuran yang telah disebutkan dalam pembahasan tentang penggerusan dan perbedaannya adalah bahwa paad tahap amlgamasi (penambahan merkuri ke dalam pulp) media penggerus berjumlah 1 atau 2 batang yang berdiameter 4 atau 5 inci, atau sengh lusin bola bediameter 4 atau 5 inci. Selanjutnya kecepatan putarannya rendah dan lamanya amalgamasi berkisar antara 1 jam sampai beberapa jam. Pulp dan media penggerus mengisi barel atu gelundung dengan kisaran dari sepertiga sampai setengah volume barel. Jika operasi penggerusan penting, operasi amlgamasi memakai 60-80% padatan. Jika amlgamasi saja, operasi dengan 30-50% padatan. Jumlah merkuri yang ditambahkan bergantung pada kadar emas dalam bijih dan jumlah merkuri ditambah apabila kadar emasnya tinggi.

Teknik Pemisahan Emas dari merkuri / amalgam

Perolehan emas denag teknologi amlgamasi relative rendah (artinya apabila dibandingkan dengan teknologi sianida). Untuk memperbaiki teknologi amalgamasi (perolehan emas dan kehilangan merkuri) dari tambang rakyat dapat dilakukan dengan penambahan baha kimia dan pengaturan teknik (berat umpan, persentase padatan, waktu giling, dan waktu amalgamasi) perolehan emas dapat mencapai 55% paling besardan Air raksa yang hilang sangat kecil (> 1%)
Untuk menentukan perolehan emas perlu diketahui kandungan emas sebenarnya dalam batuan (bijih) di laboratorium yakni ada 2 pilihan metode yaitu
- metode gravimetric (dibahas pada part VI brooh)
- metode dengan alat modern yaitu AAS.

Dan bagian terakhir artikel ini yakni teknik pemisahan emas dari merkuri / amalgam tadi ada beberapa cara yang dikenal

- Amalgam dimasukan ke saringan kaos dalam dan diplintir terus sampai merkuri jatuh dan    tersisa emas dalam atas saringan (cara ini tidak menghilangkan merkuri sepenuhnya)

- amalgam dibakar menggunakan api dari sumber tabung dalam bejana tertutup yangmana   merkuri akan menguap menjadi bentuk gas (sangan beracun dan mematikan) dan               emas, perak, tembaga (bullion)pun tertinggal pada bagian dasar 

sketsa pembakaran campuran merkuri-emas-perak-tembaga




----------------------------------------TAHAP IV SELESAI-------------------------------------------------

Gimana bro artikelnya oke juga kan?
boleh kali kalo mau klik iklannya buat dukung kite terus berkreasi..hehe
sebenernya masih ada beberapa cara moderen dalam mengolah emas baik dalam bijih maupun sisa elektronik tapi ane bahasnya di part V tungguin aja bro
Janga lupa sob baca juga artikel pengolahan bijih mineral lainnya (tinggal klik)artikel pengolahan bijih timah
- artikel pengolahan bijih mangan
artikel pengolahan bijih tembaga (secara hydrometalurgi)
artikel pengolahan bijih tembaga (secara pyrometalurgi)
- artikel pengolahan bijih emas

- artikel pengolahan bijih alumunium
- artikel pengolahan bijih galena

Komentar yang baik atau diam!
EmoticonEmoticon